Mascipol.id
π Cerita tentang Papua selalu menarik. Tidak saja keunikan adat dan budayanya, tetapi juga sejarahnya.
Secara de jure sebenarnya keberadaan Papua sebagai bagian dari NKRI, sudah sangat kuat. Karena telah melewati proses politik yang demokratis, yaitu dengan digelarnya Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969. Pepera yang dilaksanakan atas mandat PBB waktu itu, menghasilakan suara mayoritas rakyat Papua memilih bergabung dengan NKRI.
Adalah Ramses Ohee, Ketua Barisan Merah Putih dan salah satu tokoh saksi hidup Pepera & Ondofolo yang menuturkan kepada Komandan Lanud Silaspapare Jayapura, Marsma TNI Dr. Budhi Achmadi, di Waena Jayapura, Kamis (28/1). Dituturkan kalau sejarah Papua menjadi bagian NKRI sejatinya malah sudah tercetus sejak Sumpah Pemuda tahun 1928.
Hal ini dibuktikan dengan hadirnya tokoh Papua, Poreu Ohee (ayah dari Ramses Ohee) dalam kongres Sumpah Pemuda, di Jakarta tahun 1928. Waktu itu Poreu Ohee hadir dengan kapasitas sebagai tokoh pemuda Papua yaitu Kepala Desa Sentani Papua (1927), Kedudukannya sebagai Kepala Desa dijabat atas penunjukan dari Sultan Tidore, karena Papua waktu itu dibawah kekuasaan Kesultanan Tidore.
Fakta tersebut sekaligus menegaskan, bahwa Papua sudah menjadi bagian dari Kerajaan di Nusantara (Tidore) pada masa sebelum kemerdekaan (dokumen penunjukan oleh Sultan Tidore dan keterlibatannya dalam kongres Sumpah Pemuda tersimpan di Arsip Nasional Jakarta).
“Saat saya masih kecil, ayah sering menceritakan kepada saya, bagaimana ayah ikut hadir dalam momen Sumpah Pemuda di Jakarta Tahun 1928 mewakili pemuda-pemuda Papua” tutur Ramses Ohee kepada Danlanud Silaspapare, Jayapura.
Ramses Ohee menyayangkan, pada masa itu, sistem dokumentasi belum dikelola dengan baik, sehingga cerita pemuda Papua bernama Poreu Ohee ikut Sumpah Pemuda tidak tersimpan dengan baik, dan hanya menjadi cerita turun temurun dalam keluarga Ohee di Sentani.
Ramses Ohee memang sudah mendapatkan Satya Lencana Pepera, namun dirinya belum berhasil memperjuangkan ayahnya Poreu Ohee menjadi pahlawan hingga kini.