Sampah di Pasar Induk Cibitung Menumpuk

 

Kabupaten Bekasi,mascipol.id – Para pedagang di Pasar Induk Cibitung resah dengan keberadaan sampah yang tak kunjung diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng. Pasalnya, penumpukan sampah yang berada diarea pasar sangat mengganggu aktivitas pedagang maupun para pembeli, karena menimbulkan aroma yang tidak sedap. Selain itu, pedagang khawatir sampah tersebut bisa menimbulkan penyakit.

Penumpukan sampah ini sudah terjadi sejak beberapa waktu yang lalu, namun demikian tidak ada upaya dari Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mengangkutnya ke TPA. Padahal, sudah sering dikeluhkan. “Sudah sering kita mengeluhkan itu (sampah), tapi sampai sekarang tak kunjung diangkut,” ujar salah satu pedagang di Pasar Induk Cibitung, Sarif (34), Kamis (17/11/2022).

Kata dia, keberadaan tumpukan sampah jelas sangat mengganggu, terlebih saat hujan aroma yang dikeluarkan dari sampah tersebut sangat bau. Oleh karena itu dirinya sangat berharap, sampah ini segera diangkut ke TPA. “Saya berharap sampah segera diangkut, karena mengganggu. Jangan hanya ngambil iurannya saja,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Induk Cibitung, Endang Sukarya menuturkan, sampah di pasar induk Cibitung ini sebenarnya setiap hari diangkut ke TPA. Hanya saja, sebelumnya sempat ada Surat Edaran (SE) dari TPA, bahwa pembuangan sampah diliburkan selama tiga hari. Hal itu yang membuat penumpukan sampah, mengingat volume sampah sangat tinggi.

“Sampah di Pasar Cibitung dalam sehari 18-20 truk. Asumsi setiap truknya empat sampai lima ton. Bisa dihitung kalau sehari 18 sampai 20 truk, misalkan enggak diangkut tiga hari, itu yang membuat penumpukan sampah,” jelasnya.

Memang saat ini, pengangkutan sampah ke TPA sudah kembali normal. Namun demikian, sampah yang bisa dibuang hanya 18 sampai 20 truk. Sementara sampah yang sebelumnya tidak diangkut, karena ada SE dari TPA, menumpuk setiap harinya. Belum lagi setiap Minggu libur. Oleh karena itu, dirinya sempat menjalin komunikasi dengan pihak TPA, meminta waktu untuk mengangkut seluruh sampah ke TPA.

“Saya sudah berkordinasi dengan pihak TPA, meminta waktu lembur untuk membuang sampah. Misalnya dari pagi sampai malem, kare a mau kita habiskan sampah yang ada di Pasar. Lagi, lagi pihak TPA tidak bisa memberikan waktu, dengan alasan alatnya kurang, zonanya juga belum dirapihkan,” bebernya.

Dari informasi yang dirinya dapatkan, ada kendala di TOA Burangkeng, yang sebelumnya ada tiga zona, sekarang hanya satu zona. Sehingga tidak bisa membuang sampah secara maksimal, karena antriannya terlalu panjang. Hanya saja dirinya menegaskan, para pedagang terus mendesak untuk pengangkutan sampah.

“Kita juga di desak para pedagang. Saya berharap bisa dikasih waktu lembur untuk mengangkut seluruh sampah ke TPA. Kan kita enggak bisa buang seenaknya, misalkan di CBL maupun tempat lainnya,” tukasnya.

Menyikapi itu, Kepala Bidang Kebersihan pada DLH Kabupaten Bekasi, Khaerul Hamid berkilah, memang TPA Burangkeng sedang tersendat. “Memang lagi tersendat,” ucapnya melalui pesan singkat.(Red/Wati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *